Jembatan Ampera adalah sebuah jembatan di kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Jembatan Ampera yang telah menjadi semacam lambang kota terletak di tengah-tengah kota Palembang menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.
Struktur:
Panjang : 1.117 m (Bagian Tengah 71,90 m)
Lebar : 22 m
Tinggi : 11.5m dari permukaan air
Tinggi menara : 63m dari permukaan tanah
Jarak antara menara : 75m
Berat : 944 ton
Sejarah
Pembangunan Jembatan inidimulai pada tanggal 16 September 1960, setelah mendapat persetujuan dari presiden Soekarno. Biaya pembangunan diambil dari dana rampasan perang Jepang. Bukan hanya biaya, jembatan inipun menggunakan tenaga ahli dari negara tersebut.
Pada awalnya, jembatan ini dinamai jembatan Bung Karno. Menurut Sejarawan Djohan Hanafiah, Pemberian nama tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada president RI Pertama itu. Bung Karno secara sunggug-sungguh memperjuangkan keinginan warga Palembang untuk memiliki sebuah jembatan diatas Sungai Musi.
Peresmian pemakaian jembatan dilakukan pada tahun 1965, sekaligus mengukuhkan nama Bung Karno Sebagai nama jembatan. Pada saat itu, jembatan ini adalah jembatan terpanjang di Asia Tenggara. Setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1966, ketika gerakan anti-Soekarno sangat kuat, nama jembatan itupun diubah menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat). Menunggu wajah baru jembatan Ampera.
Sekitar tahun 2002 ada wacana untuk mengembalikan nama Bung Karno sebagai nama jembatan Ampera ini. Tapi usulan ini tidak mendapat dukungan dari pemerintah dan sebagian masyarakat.
Keistimewaan
Pada awalnya, bagian tengah badan jembatan ini bisa diangkat ke atas agar tiang kapal yang lewat dibawahnya tidak tersangkut badan jembatan. Bagian tengah jembatan bisa diangkat dengan peralatan mekanis, 2 bandul pemberat masing-masing sekitar 500 ton di 2 menaranya. Kecepatan pengangkatannya sekitar 10m/menit dengan total waktu yang diperlukan untuk mengangkat penuh jembatan selama 30menit.
Pada saat bagian tengah jembatan diangkat, kapal dengan ukuran lebar 60m dengan tinggi maksimum 44.50 meter, bisa lewat mengarungi sungai Musi. Bila bagian tengah ini tidak diangkat, tinggi kapal maksimum yang bisa lewat di bawah Jembatan Ampera hanya 9 meter dari permukaan air sungai.
Sejak tahun 1970, aktivitas turun naik bagian tengah jembatan ini sudah tidak bisa dilakukan lagi . Alasannya, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini dianggap mengganggu arus lalu lintas di atasnya.
Pada tahun 1990, kedua bandul pemberat di menara jembatan ini diturunkan untuk menghindari jatuhnya kedua beban pemberat ini. (http://www.wikipedia.org/wiki/jembatan_ampera)